operations |
comment | "parent_author":"",<br>"parent_permlink":"writing",<br>"author":"khairullah",<br>"permlink":"writing-11-pengenalan-teori-komunikasi-antarbudaya",<br>"title":"Writing #11 : PENGENALAN TEORI KOMUNIKASI ANTARBUDAYA",<br>"body":"<html>\n<p><center>https:\/\/steemitimages.com\/DQmUyuRtdrdLC6i2vNLdBCyD32Rz6Asrcgro84hSMHfCzgU\/image.png<\/center><center> <a href=\"\">www.prachachat.net<\/a><\/center><\/p>\n<p>Tulisan ini merupakan rangkuman dari <em>slide<\/em> Komunikasi AntarBudaya (pasca mid) karya Inon Beydha.,<br> Ph.D,<br> yang kemudian dilengkapi dengan buku Komunikasi Lintas Budaya karya Larry A. Samovar,<br> dkk tahun 2010,<br> terbitan Salemba Humanika,<br> Jakarta. Berikut rangkumannya dari <em>slide<\/em> per<em>slide<\/em>:<\/p>\n<h3>1. Teori Manajemen Kegelisahan dan Ketidakpastian<\/h3>\n<p>Ketika bertemu dengan orang-orang yang berbeda budaya (<em>ingroup vs outgroup<\/em>). Lantas terjadi keragu-raguan,<br> ketakutan,<br> kegelisahan dan ketidakpastian. Sehingga membutuhkan teori ini untuk mengaturnya. Pengalaman berinteraksi dengan orang-orang yang berbeda budaya dapat mengurangi ketidakpastian.<\/p>\n<h3><strong>2. Teori Negosiasi \u2018Wajah\u2019 milik Ting Toomey<\/strong><\/h3>\n<p>Teori perbedaan budaya ini menyatakan,<br> bahwa konflik terjadi karena setiap orang berusaha menegosiasikan \u2018wajah\u2019-nya pada saat berinteraksi.<\/p>\n<h3>3. Teori Kode Ucapan milik Philipsen<\/h3>\n<p>Setiap budaya memiliki kode ucapan yang khusus,<br> yang diterima begitu saja dari budaya mereka.<\/p>\n<h3><strong>4. Teori Gaya Gender milik Tannen<\/strong><\/h3>\n<p>Kode ucapan laki-laki dan perempuan kerap bertentangan. Gender merujuk pada bagaimana budaya tertentu membedakan peranan sosial feminin dan maskulin. Seperti yang dinyatakan oleh Ting-Toomey (dalam Samovar dkk,<br> 2010: 188-189),<br> \u201cIdentitas gender,<br> singkatnya,<br> merujuk pada pengertian dan interpretasi yang kita miliki yang berhubungan dengan gambaran pribadi,<br> dan gambaran lain yang diharapkan dari seorang laki-laki dan perempuan\u201d.<\/p>\n<p>Budaya berpengaruh pada apa yang membentuk keindahan gender,<br> dan bagaimana hal itu ditampilkan diantara budaya. Di Amerika Serikat,<br> disamping ancaman kanker kulit,<br> banyak wanita muda mencoklatkan kulit mereka sebagai bagian dari perawatan kecantikan di musim panas. Dalam budaya Asia bagian Timur dan Tenggara,<br> bagaimanapun,<br> kulit lebih gelap dianggap sebagai tanda status sosial ekonomi yang lebih rendah,<br> dan paparan cahaya matahari sangat dihindari. Begitu pentingnya kulit yang lebih terang,<br> sehingga baik perempuan maupun laki-laki kadang menggunakan kosmetik pencerah kulit.<\/p>\n<p>Bahasa merupakan cara lain untuk menunjukkan perbedaan gender. Di Jepang,<br> kata-kata tertentu digunakan secara khusus oleh perempuan,<br> sedangkan laki-laki menggunakan kata-kata yang berbeda untuk menyatakan arti yang sama. Dalam bahasa Inggris,<br> ada sedikit bahkan tidak ada perbedaan kata-kata yang digunakan oleh perempuan dan laki-laki.<\/p>\n<h3><strong>5. Teori Kelompok yang diredam milik Cheris Kramarea<\/strong><\/h3>\n<p>Perempuan adalah kelompok yang paling diredam,<br> baik perkataan maupun pemikiran mereka.<\/p>\n<h3><strong>6. Teori Kompetensi Wajah<\/strong><\/h3>\n<p>Didalam teori ini ada membahas kompetensi antarbudaya yang terdiri dari: a) ilmu pengetahuan,<br> b) perhatian penuh,<br> c) pemikiran yang terbuka pada sudut pandang yang berbeda-beda,<br> d) kemampuan berinteraksi,<br> e) tepat,<br> efektif dan mampu membaur dalam situasi tertentu.<\/p>\n<p>Kompetensi antarbudaya sendiri secara umum diartikan sebagai \u201cpengetahuan,<br> motivasi,<br> serta kemampuan untuk berinteraksi secara efektif dan pantas dengan anggota dari budaya yang berbeda (Samovar dkk,<br> 2010: 446). Spitzberg mengatakan,<br> bahwa kompetensi komunikasi antarbudaya adalah \u201cperilaku yang pantas dan efektif dalam suatu konteks tertentu\u201d. Kim memberikan definisi yang lebih detail,<br> bahwa kompetensi komunikasi antarbudaya merupakan \u201ckemampuan internal individu untuk mengatur fitur utama dari komunikasi antarbudaya,<br> yakni: perbedaan budaya dan ketidakbiasaan\u201d.<\/p>\n<p>Apa yang dinyatakan dua definisi ini pada Anda adalah bahwa menjadi komunikator yang kompeten,<br> berarti memiliki kemampuan untuk berinteraksi secara efektif,<br> dan sesuai dengan anggota dari budaya yang memiliki latar belakang linguistik-kultural (Samovar dkk,<br> 2010: 460). Lima komponen kompetensi yang memengaruhi kemampuan seseorang untuk berinteraksi secara efektif adalah sebagai berikut:<\/p>\n<ul>\n <li><em>Motivasi<\/em>,<br> anda menunjukkan bahwa Anda ingin berhubungan dengan orang lain dalam level personal,<br> dan memiliki perspektif internasional ketika berinteraksi dengan orang-orang dari budaya yang berbeda. Supaya komunikasi antarbudaya sukses,<br> Anda harus dimotivasi untuk maju melintasi batas pribadi Anda,<br> dan berusaha mempelajari pengalaman orang-orang yang bukan bagian dari kehidupan Anda sehari-hari. Seperti yang diingatkan oleh antropolog Jane Goodall,<br> \u201cbahaya terbesar bagi masa depan kita adalah keapatisan\u201d.<\/li>\n <li><em>Pengetahuan<\/em>,<br> anda menyadari dan memahami peraturan norma,<br> dan harapan yang diasumsikan dengan budaya orang-orang yang berhubungan dengan Anda. Morreale,<br> Spitzberg dan Barge mengindikasikan,<br> bahwa Anda memerlukan dua jenis pengetahuan supaya lebih kompeten \u2013pengetahuan konten dan pengetahuan prosedural. \u201cPengetahuan konten meliputi pengetahuan mengenai topik apa,<br> kata-kata,<br> arti dan seterusnya yang dibutuhkan dalam suatu situasi. Pengetahuan prosedural merujuk pada pengetahuan mengenai bagaimana membuat,<br> merencanakan dan menunjukkan pengetahuan konten dalam situasi tertentu. Anda perlu kedua jenis pengetahuan dalam rangka menentukan strategi komunikasi yang tepat,<br> protokol apa yang pantas,<br> dan kebiasaan budaya apa yang perlu diamati\u201d.<\/li>\n <li><em>Kemampuan<\/em>,<br> anda harus dapat mendengar,<br> mengamati,<br> menganalisis dan menginterpretasikan,<br> serta mengaplikasikan perilaku khusus ini dalam cara yang memungkinkan Anda untuk mencapai tujuan Anda.<\/li>\n <li><em>Sensitivitas<\/em>,<br> kompetensi komunikasi membutuhkan partisipasi dan interaksi yang sensitif satu sama lainnya,<br> dan terhadap budaya yang ditampilkan dalam suatu interaksi. Sensitivitas,<br> menurut Pittinsky,<br> Rosenthal dan Montaya meliputi sifat fleksibel,<br> sabar,<br> empati,<br> keingintahuan mengenai budaya yang lain. Spencer \u2013 Roberts dan McGovern menambahkan,<br> bahwa komunikator yang sensitif memiliki rasa toleransi terhadap ambiguitas. Hal ini berarti bahwa ketika Anda melihat suatu kebiasaan dan perilaku yang aneh dan tidak biasa,<br> Anda tidak bingung karena Anda tidak mengerti apa yang sedang terjadi atau menentang perilaku dan kebiasaan tersebut. Hal ini mengarah pada pemikiran selain oleh Pittinsky,<br> Rosenthal dan Montoya yang percaya bahwa komunikator yang sensitif harus lebih toleran terhadap orang lain dan budaya lain.<\/li>\n <li><em>Karakter<\/em>,<br> seperti yang dituliskan oleh filsuf dan guru dari Amerika P.B. Fitzwater,<br> \u201ckarakter merupakan keseluruhan dari pikiran seseorang\u201d. Intinya,<br> tentu saja,<br> adalah bagaimana Anda melaksanakan pilihan tersebut ketika Anda berinteraksi dengan orang yang berbeda budayanya. Mungkin,<br> salah satu sifat yang paling penting yang diasumsikan dengan karakter adalah apakah mereka dapat dipercaya atau tidak. Sifat kadang diasosiasikan dengan orang yang terpercaya adalah kejujuran,<br> penghargaan,<br> kewajaran,<br> dan kemampuan untuk melakukan pilihan yang tepat,<br> dan juga kehormatan,<br> altruisme (sifat mementingkan kepentingan orang lain),<br> ketulusan dan niat baik (Samovar dkk,<br> 2010: 461-463).<\/li>\n<\/ul>\n<h3>7. Teori Gaya Gender<\/h3>\n<p>Percakapan laki-laki \u2013 perempuan adalah percakapan yang lintas budaya. Sehingga,<br> penting untuk disadari,<br> karena ada hubungannya dengan gaya percakapan yang berbeda. Perempuan membutuhkan keintiman hubungan dalam berkomunikasi,<br> berbeda halnya dengan laki-laki yang lebih mandiri. Perempuan sangat menghargai hubungan baik,<br> sedangkan laki-laki menghargai isi pembicaraan.<\/p>\n<p><center><hr size=\"30\"><\/center><\/p>\n<p>Labels: <a href=\"http:\/\/khairullahbinmustafa.blogspot.co.id\/search\/label\/Diurnari\">Diurnari<\/a><\/p>\n<p>Khairullah Bin Mustafa on <a href=\"http:\/\/khairullahbinmustafa.blogspot.co.id\/\">Blogspot<\/a><\/p>\n<\/html>",<br>"json_metadata":" \"tags\":[\"writing\",<br>\"indonesia\",<br>\"life\",<br>\"blog\",<br>\"diurnari\" ,<br>\"image\":[\"https:\/\/steemitimages.com\/DQmUyuRtdrdLC6i2vNLdBCyD32Rz6Asrcgro84hSMHfCzgU\/image.png\" ,<br>\"links\":[\"http:\/\/khairullahbinmustafa.blogspot.co.id\/search\/label\/Diurnari\",<br>\"http:\/\/khairullahbinmustafa.blogspot.co.id\/\" ,<br>\"app\":\"steemit\/0.1\",<br>\"format\":\"html\" " | vote | "voter":"khairullah", "author":"khairullah", "permlink":"writing-11-pengenalan-teori-komunikasi-antarbudaya", "weight":10000 |
|